Rabu, 31 Desember 2014

LENSA

LENSA
I.             Latar belakang
Lensa merupakan suatu benda transpaarn yang mampu membelokkan atau membiaskan berkas-berkas cahaya yang melewatinya. Lensa merupakan perangkap optic ynag telah banyak berguna dalam kehidupan. Diantaranya untuk kaca mata, teropong, kamera maupun kaca pembesar.
Lensa itu sendiri dibedakan menjadi 2 jenis yaitu lensa cembung dan cekung. Oleh karena itu perlu dilakuakn percobaan ini guna dapat memahami lebih lanjut mengenai lensa.
II.           Tujuan
Mengukur jarak fokus lensa negative.
III.          Dasar teori
Lensa adalah benda transparan yang mampu membelokkan atau membiaskan berkas-berkas cahaya yang melewatinya. Sehingga jika suatu benda berada di depan lensa maak bayangan dari benda tersebut akan terbentuk. Pada umumnya sebuah lensa memiliki bagian-bagian yang di sebut titk fokus pertama dan kedua, radius kelengkungan pertama dan kedua seta pusat lensa.
Dengan aturan sebagai berikut:
·         Permukaan yang memiliki titik pusat disebelah kanan pusat lensa (R) bernilai positif
·         Permukaan yang memiliki titik pusat disebelah kiri pusat lensa (R) bernilai negative.
·         Untuk lensa yang permukaannya datar memiliki jari-jari R tak terhingga
Berdasarkan aturan tersebut, maka lensa cembung memilki R1 positif dan R2 negatif. Pada lensa datar memilki R1 positif dan R2 tak terhingga. Pada lensa cekung R1 negatif dan R2 positif.
(Tippler,1989)
Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya berbentuk cekung lebih tipis daripada bagian tepinya. Cahaya yang lewat melalui sebuah lensa cekung dibelokkan ke arah tepi lensa atau menjauhi sumbu lensa (Gambar 3.9). Sinar-sinar sejajar dikenakan pada lensa cekung, sinar-sinar biasnya akan menyebar seolah-olah berasal dari satu titik yang disebut titik focus. Titik fokus lensa cekung berada pada sisi yang sama dengan sinar datang sehingga titik fokus lensa cekung bersifat maya atau semu dan bernilai negatif.

(Rinie, dkk, 2008)
Bagaimana pembentukan bayangan pada lensa cekung? Sebelum membahas tentang pembentukan bayangan pada lensa cekung, terlebih dahulu harus kamu ketahui sinar-sinar istimewa pada lensa cekung. Sinar istimewa ini sangat penting sebagai dasar melukis pembentukan bayangan pada lensa cekung. Adapun sinar-sinar istimewa pada lensa cekung adalah sebagai berikut ditunjukkan Gambar 3.10:
1)     Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan seolaholah berasal dari titik fokus.
2)     Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus lensa pertama (F1) akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
1)     Sinar yang datang melewati pusat optik lensa (O) tidak dibiaskan.


Gambar 3.10 Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung
(Sumber : Wasis dan Sugeng, 2008: 248)
IV.          Alat dan bahan
1.  Meja optis 100 cm
2.  Lensa negative
3.  Celah bentuk mata panah
4.  Lampu filament 100 watt
5.  Catu daya
6.  Layar
V.           Data pengamatan
Lensa cekung
Sifat bayangan: maya, tegak, diperbesar
S(m)
S’(m)
0,25
0,05
0,255
0,12
0,275
0,115
0,285
0,1
0,29
0,095

VI.          Pembahasan
Prinsip dari percobaan ini adalah menentukan jarak fokus dari kedua lensa dengan mengguanakan perbandingan antara jarak benda dengan jarak bayangannya berdasarkan persamaan:

Percobaan dilakukan untuk mengetahui jarak fokus dari lensa negative (cekung). Untuk melakukan percobaan ini di gunakan 2 lensa yaitu lensa cekung dan cembung. Hal ini dikarenakan lensa cekung bersifat menyebarkan cahaya, sehingga di perlukan lensa cembung yang dipasang di depan sinar laser. Lensa cembung ini bermanfaat untuk mengumpulkan berkas cahaya. Oleh karena itu pada percobaan ini bayangan dari lensa cembung merupakan objek (benda) bagi lensa cekungnya.
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil bayangan yang bersifat maya, tegak dan di perbesar. Bayangan bersifat maya karena sinar datang dari lensa cembung menuju lensa cekung dibiaskan dari titik fokusnya.
Dari hasil data yang di dapat s dan s’ berbanding terbalik, sehingga semakin besar jarak benda maka jarak bayangannya akan semakin kecil. Di dapat jarak fokus dari lensa tersebut (0,1996 ) dengan ketelitian 94,7%.
VII.        Kesimpulan
Dari hasil percobaan di dapat jarak fokus dari lensa cekung 0,1996 m.
VIII.       Daftar pustaka

Tippler,A.Paul.1989.Fisika untuk Sains dan Tehnik.Jakarta:Erlangga

Senin, 22 Desember 2014

KEFIR

KEFIR

A.  Pendahuluan
1.      Latar Belakang
Susu merupakan suatu emulsi lemak dalam air yang mengandung beberapa senyawa terlarut. Agar lemak dan air dalam susu tidak mudah terpisah, maka  protein susu bertindak sebagai emulsifier (zat pengemulsi). Kandungan air di dalam susu sangat tinggi, yaitu sekitar 87,5%, dengan kandungan gula susu (laktosa) sekitar 5%, protein sekitar 3,5%, dan lemak sekitar 3-4%. Susu juga merupakan sumber kalsium, fosfor, dan vitamin A yang sangat baik. Mutu protein susu sepadan nilainya dengan protein daging dan telur, dan  terutama sangat kaya akan lisin, yaitu salah satu asam amino esensial yang sangat dibutuhkan tubuh.
Susunormal berwarnaputihkekuningan.Variasiwarnapadasusudisebabkankarenaadanyaperbedaanpakan yang diberikanpadasapidankarenafaktor keturunan. Cita rasa agakmanispadasusuberasaldarilaktosa, sedangkan rasa asindariklorida. Penggumpalanmerupakansifat yang paling khaspadasusu, yang diakibatkankegiatanenzimataupenambahanasam. Penggumpalansusubiasanyadisebabkankarenakerjaenzimproteolitik.
Fermentasi merupakan bentuk tertua dari bioteknologi Minuman beralkohol (bir, anggur, tuak), Makanan terfermentasi (keju, yoghurt, tape, tempe, petis, terasi, kefir). Orang Somaria dan Babilon kuno sudah minum bir sejak 6000 th sebelum masehi. Orang Mesir sdh membuat adonan Kue Asam sejak th 4000 sebelum masehi. Di Eropa, minuman anggur sudah dikenal jauh dimasa lalu dengan proses fermentasi Perkembangan Bioteknologi Jaman sebelum Louis Pasteur. Tujuan Fermentasi adalah untuk menghasilkan suatu produk (bahan pakan) yang mempunyai kandungan nutrisi, tekstur, biological availability yang lebih baik, disamping itu juga menurunkan zat anti nutrisinya
2.      Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum telur asin ini agar praktikan dapat menjelaskan pengertian kefir, melakukan pembuatan kefir, dan melakukan uji kualitas kefir yang dihasilkan dengan produk kefir komersil.
3.      Waktu dan TempatPraktikum
Praktikum Kefir dilaksanakan pada hariKamis, 23 Oktober 2014 pukul 13.25–15.10 WIBdi Laboratorium Industri Pengolahan Hasil Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas MaretSurakarta yang dilaksanakan.
B.  Tinjauan Pustaka
Kefir adalah produk susu yang berasal dari pegunungan Kaukasia. Bibit kefir berasal daribakteri asam laktat dan khamir (Lactobacillus lactis dan Lactobacillus kefiranofaciens). Lactobacillus kefiranofaciens ini yang menyebabkan penggumpalansehingga kefir menjadi kental. Berdasarkan kadar lemaknya, yoghurt dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu yoghurt berlemak penuh (kadar lemak lebih dari 3%), yoghurt setengah berlemak(kadar lemak 0,5-3,0%) dan yoghurt berlemak rendah ( lemak kurang dari 0,5%).Selain jenis diatas, yoghurtjuga ada yang terbuat dari susu kambing, susu skimsaja dan dengan berbagai macam bentuk, ada yang dalam bentuk semi solid maupundalam bentuk cair (Usmiati, 2007).
Secara tradisional kefir dibuat denganmenggunakan bahan baku berupa susuhewani. Namun dengan semakin sedikitnyaketersediaan susu hewani serta harga yangrelatif mahal, maka perlu dilakukan alternatif bahan baku dalam pembuatankefir yaitu dengan susu nabati. Kacang-kacangan telah digunakan sebagai bahandasar untuk membuat susu yang dikenaldengan susu nabati. Susu kacang jugamengandung asam amino sangat tinggi,hampir setara dengan kandungan proteinsusu hewani serta harganya yang relatifmurah, sehingga dapat digunakan sebagai bahan alternatif pengganti susu hewanidalam fermentasi (Misgyarta, 2004)
Susu fermentasi merupakan salah satu diversifikasi olahan susu yang dihasilkan dengan cara memfermentasi susu segar oleh aktivitas mikroorganisme yang cocok dan menghasilkan penurunan pH dengan atau tanpa koagulasi.  Bakteri berperan menghasilkan asam laktat dankomponen  flavor, sedangkan ragi menghasilkan gas asam arang atau karbon dioksida dan sedikit alkohol.  Itulah sebabnya rasa kefir di samping asam juga sedikit ada rasa alkohol dan soda, yang membuat rasa lebih segar, dan kombinasi karbon dioksida dan alkohol menghasilkan buih yang menciptakan karakter mendesis pada produk (Surono, 2004).
Nilai pH sangat berkaitan dengan kadar asam yang dihasilkan. Peningkatan kadar asam dan penurunan pH pada fermentasi susu dengan kultur bakteri asam laktat sudah terlihat selama inkubasi 24 jam. Proses fermentasi akan mengubah laktosa dalam susu menjadi glukosa dan galaktosa oleh aktivitas kultur starter  sehingga akan mengurangi gangguan pencernaan bila mengonsumsinya. Produk susu fermentasi dibedakan berdasarkan jenis bakteri asam laktatnya. Bakteri asam laktat akan menghidrolisis laktosa  yang di dalam susu menjadi berbagai macam senyawa karbohidrat lebih sederhana. Proses fermentasi mengakibatkan aktivitas mikroba meningkat, penurunan pH, dan peningkatan kadar asam dalam produk fermentasi (Adesokan et al.,2011)
C.  Materi dan Metode
1.      Materi
a.       Telur Asin
1)      Alat
a)   Botol
b)   Panci
c)   Kompor
d)  Ph meter
e)   Gelas kimia
f)     Thermometer
2)      Bahan
a)   Susu seger 100 ml
b)   Stater kefir 5 gram Sacharomycges kefir dan Torula kefir

2.      Metode
a.    Menyiapkan susu segar 100 ml
b.    Memasteurisasi susu pada suhu 85˚C selama 1 menit
c.    Mendinginkan (thawing)
d.   Memasukkan stater kefir
e.    Mengaduk semua bahan secara perlahan-lahan hingga merata
f.     Menutupi hasil adukan dengan kain kasa selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam
g.    Setelah dibiarkan lalu di uji pH dan keasamaannya
h.    Memasteurisasi susu pada suhu 85˚C selama 30 menit
i.      Mendinginkan sampai suhu 42˚C
j.      Menginokulasi bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus
k.    Menginkubasi susu pada suhu 45˚C selama 5 sampai 6 jam dengan pH 4 sampai 5
l.      Melakukan pengujian (uji pH, uji organoleptik, uji derajat keasaman)
D.  Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1.      PengujianKefir
a.       Hasil Pengamatan
Tabel 10. Uji Nilai pH
No
Nama sampel
Pengukuran 1
Pengukuran 2
Pengukuran 3
Rata-rata
1
Kefir (hari ke-2)
4,2
4,2
4,2
4,2
Sumber: Laporan Sementara Teknologi Pengolahan Hasil Ternak 2014






Tabel 11. Uji Organoleptik              
Parameter
Hasil praktikum
Rasa
Asam
Tekstur
Cair
Aroma
Susu
Warna
Putih
Penerimaan secara keseluruhan
Tidak suka
Sumber: Laporan Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak 2014
2.    Pembahasan




Gambar 4. Uji pH kefir
a.       Uji Nilai pH
Menurut Adesokan et al., (2011) nilai pH sangat berkaitan dengan kadar asam yang dihasilkan. Peningkatan kadar asam dan penurunan pH pada fermentasi susu dengan kultur bakteri asam laktat sudah terlihat selama inkubasi 24 jam. Proses fermentasi akan mengubah laktosa dalam susu menjadi glukosa dan galaktosa oleh aktivitas kultur starter  sehingga akan mengurangi gangguan pencernaan bila mengonsumsinya. Penyataan Adesokan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembuatan kefir yang benar akan terlihat jelas perbedaan nilai pH sebelum dan sesudah di inkubasi.
Berdasarkan hasil praktikum yang kami peroleh dari hari pertama pengukuran kefir nilai pH 4,2. Pengukuran hari kedua 4,2 serta pengukuran hari ketiga nilai pH masih sama dengan hari kedua dan hari pertama yaitu 4,2 dan dengan rata-rata nilai pH kefir kelompok kami 4,2. Rata-rata normal nilai pH untuk kefir adalah 4 sampai 5, dan kelompok kami telah mencapai rata-rata normal pH untuk kefir.
b.      Uji Organoleptik
Menurut Fanworth (2005) menyatakan bahwa kefir  berbentuk seperti sekumpulan kembang kol kecil, ukuran panjang sekitar 1-3 cm, berbentuk bulat-bulat (lobus) tidak beraturan dengan warna putih atau putih kekuningan dan memiliki tekstur yang berlendir tapi  kenyal. Biji kefir ini harus dipelihara agar tetap hidup dan tumbuh dengan cara memindahkan ke dalam susu segar setiap hari dan membiarkannya tumbuh sekitar 20 jam, selama waktu  tersebut massa biji kefir akan berkembang 25% lebih banyak. Beda halnya dengan kelompok kami, hasil uji kami menyatakan bahwa kefir kami berwarna putih dan tidak terlalu kenyal.
Kemungkinan dalam praktikum pembuatan kefir ini kami melakukan beberapa kesalahan. Kesalahan tersebut dapat dari waktu menginokulasi yang kelewatan lama, mempasteurisasi susu yang terlalu lama atau juga dapat dari pengadukan yang tidak merata sehingga kefirnya menjadi tidak sempurna. Mungkin juga dapat dari alat praktikum yang kurang steril jadi masih terdapat mikrobia-mikrobia perusak kefir.
E.  Kesimpulan dan Saran
1.      Kesimpulan
Kesimpulan dari kelompok kami untuk praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak antara lain :
a.    Susu merupakan suatu emulsi lemak dalam air yang mengandung beberapa senyawa terlarut.
b.    Susu normal berwarna putih kekuningan.Variasi warna pada susu disebabkan karena adanya perbedaan pakan yang diberikan pada sapi dan karena faktor keturunan.
c.    Mutu protein susu sepadan nilainya dengan protein daging dan telur, dan  terutama sangat kaya akan lisin, yaitu salah satu asam amino esensial yang sangat dibutuhkan tubuh.
d.   Peningkatan kadar asam dan penurunan pH pada fermentasi susu dengan kultur bakteri asam laktat sudah terlihat selama inkubasi 24 jam.
2.      Saran
Saran dari kelompok kami untuk praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak kedepannya antara lain :
a.    Kedisiplinan dalam melaksanakan praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak lebih diperhatikan oleh Praktikan maupun Asisten sehingga praktikum dapat berjalan dengan baik.
b.    Keaktifan tiap-tiap anggota kelompok praktikan sangat diperlukan baik dalam melakukan praktikum maupun bertanya sehingga dapat melaksanakan praktikum dengan baik.
c.    Penyediaan alat dan bahan yang memadai sehingga praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak dapat berjalan dengan seharusnya tanpa ada gangguan dikarenakan alat atau bahan yang terbatas.

d.   Kami berharap untuk anggota kelompok yang tidak bekerja dengan benar, juga dapat hukuman yang sesuai