BEEF SAUSAGE
A. Pendahuluan
1. Latar
Belakang
Bahan pangan yang berasal dari daging sangat disukai oleh
masyarakat umum. Selain karena rasanya yang nikmat, daging disukai juga karena
kandungan nilai gizinya. Nilai nutrisi daging yang tinggi disebabkan karena daging
mengandung asam-asam amino yang lengkap dan seimbang. Namun demikian kandungan
nilai gizi daging dari setiap jenis ternak relatif berbeda, setiap 100 gr
daging dapat memenuhi kebutuhan gizi orang dewasa sekitar 10 persen kalori, 50
persen protein dan 35 persen zat besi (Fe) setiap harinya.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperpanjang
masa simpan daging, seperti pengolahan dan pengawetan daging. Hal ini bertujuan
selain untuk memperpanjang masa simpan, juga untuk meningkatkan cita rasa yang
sesuai dengan selera konsumen, serta dapat mempertahankan nilai gizinya.
Beberapa bentuk hasil pengolahan daging diantaranya ialah sosis, kornet,
dendeng, pindang, abon, bakso, nuget dll, sedangkan beberapa cara pengawetan
yang sering dilakukan ialah dengan cara pembekuan, pelayuan, pengeringan,
pengasinan, pengasapan dan pengalengan.
Sosis merupakan salah satu produk hasil olahan daging yang cukup
terkenal di kalangan masyarakat. Sosis adalah makanan yang dibuat dari daging
ayam atau daging sapi yang telah dicincang kemudian dihaluskan dan diberi
bumbu-bumbu, dimasukkan ke dalam pembungkus yang berbentuk bulat panjang yang
berupa usus hewan atau pembungkus buatan, dengan atau tanpa dimasak maupun
diasapkan. Sosis mempunyai nilai gizi yang tinggi. Komposisi gizi sosis
berbeda-beda, tergantung pada jenis daging yang digunakan dan proses
pengolahannya. Produk olahan sosis kaya energi, dan dapat digunakan sebagai
sumber karbohidrat. Selain itu, sosis juga memiliki kandungan kolesterol dan
sodium yang cukup tinggi.
2. Tujuan Praktikum
Praktikan dapat menjelaskan pengertian beef
sausage atau sosis, melakukan pembuatan sosis, dan melakukan uji kualitas
sosis yang dihasilkan dengan produk sosis komersil.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum beef sausage ini dilaksanakan pada hari Selasa 21 Oktober 2014
pukul 09.20-11.05 WIB, bertempat di Laboratorium Ilmu Pengelohan Hasil Ternak,
Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B.
Tinjauan Pustaka
Daging mengandung protein 19% (16% - 22%), air 75% (65% –
80%), lemak 3%, karbohidrat 1% dan komponen anorganik 1%. Daging merupakan
sumber utama untuk mendapatkan asam amino esensial. Asam amino esensial
terpenting didalam otot segar adalah alanin, glisin, asam glutamat, dan histidin.
Daging sapi mengandung asam amino leusin, lisin, dan valin yang lebih tinggi
daripada daging babi atau domba. Kandungan lemak pada daging menentukan
kualitas daging karena lemak menentukan cita rasa dan aroma daging (Soeparno,
2005).
Sosis atau sausage berasal dari Bahasa
Latin salsus yang berarti digarami. Secara harfiah, sosis
diartikan daging yang diolah melalui proses penggaraman. Defenesi lain adalah
daging giling yang dicampur dengan bumbu dan dimasukkan kedalam selongsong
sebagai wadahnya. Sosis merupakan salah satu produk makanan yang dapat
digunakan sebagai sumber protein hewani (Komariah, 2012).
Sosis adalah tipe produk sapi kominusi yang unik dan
biasanya diberi tambahan bumbu atau rempah untuk menambahkan intesitas rasa dan
profilnya. Peningkatan sosis sangat dikendalikan dari faktor ekonomi dan
menggunakan daging yang berkualitas rendah seperti daging sisa pembersihan
lemak, daging di kepala dan pundak, dan hasil sampingan yang masih layak untuk
dimakan. Kenyamanan dan variasi adalah alasan penting lain mengapa sosis
dikonsumsi luas di kalangan masyarakat modern (Putri, 2009).
Bahan
baku pembuatan sosis umumnya terdiri dari bahan utama dan bahan tambahan. Bahan
utama terdiri dari daging, lemak atau minyak, es dan garam. Bahan tambahan
terdiri dari bahan pengisi, bahan pengikat, bumbu-bumbu dan bahan makanan lain
yang diizinkan (Ridwanto, 2003).
C.
Materi dan Metode
1. Materi
a. Alat
1) Pisau
2) Telenan
3) Timbangan Elektrik
4) Grinder
5) Chasing usus
6) Stuffer
7) Kompor
8) Panci
9) Chasing plastik
b. Bahan
1) Daging sapi ( has dalam ) 250 gram
2) Daging dada ayam 166,67 gram
3) Susu skim bubuk 13,64 gram
4) Bawang putih 5 gram
5) Merica / lada 2 gram
6) Ketumbar 2 gram
7) Air es 20,46 gram
8) Gula 6,82 gram
9) Garam 6,82 gram
10) Tepung Tapioka 6,82 gram
2. Metode
a. Membersihkan daging ayam dan daging
sapi dari jaringan ikat
b. Memotong daging lalu menggiling
c. Menambahkan garam kemudian diikuti
dengan bawang putih, merica atau ketumbar, gula, dan air es
d. Menambahkan susu skim dan tepung
tapioka
e. Melakukan chopping ( peremasan ) selama 30 menit
f. Melakukan stuffing
ke dalam chasing plastik
g. Merebus selama 45 menit
h. Mendinginkan dengan air biasa
i. Meniriskan dan menggoreng
D.
Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
a. Uji Organoleptik
Tabel 4. Uji
Organoleptik
Parameter
|
Kontrol
Komersil (020)
|
Hasil Praktikum (021)
|
Warna
|
Coklat
Kemerahan
|
Coklat
|
Aroma
|
Agak
Suka
|
Agak
Amis
|
Tekstur
|
Lembut
|
Agak
Keras
|
Rasa
|
Enak
|
Agak
Enak
|
Flavor
|
Enak
|
Enak
|
Kesukaan
|
Sangat
Suka
|
Suka
|
Sumber : Laporan Sementara Teknologi
Pengolahan Hasil Ternak 2014
Tabel 5. Uji
Organoleptik Beef Sausage Kontrol
Nama
|
Warna
|
Aroma
|
Tekstur
|
Rasa
|
Flavor
|
Kesukaan
|
Indah
|
6
|
6
|
7
|
8
|
8
|
8
|
Luqman
|
8
|
7
|
6
|
6
|
6
|
7
|
Jumlah
|
14
|
13
|
13
|
14
|
14
|
15
|
Rata
- Rata
|
7
|
6,5
|
6,5
|
7
|
7
|
7,5
|
Sumber : Laporan Sementara Teknologi
Pengolahan Hasil Ternak 2014
Tabel 6. Uji Organoleptik Beef Sausage Hasil Praktikum
Nama
|
Warna
|
Aroma
|
Tekstur
|
Rasa
|
Flavor
|
Kesukaan
|
Indah
|
4
|
6
|
6
|
7
|
5
|
5
|
Luqman
|
7
|
8
|
8
|
8
|
8
|
8
|
Jumlah
|
11
|
14
|
14
|
15
|
13
|
13
|
Rata
- Rata
|
5,5
|
7
|
7
|
7,5
|
6,5
|
6,5
|
Sumber : Laporan Sementara Teknologi Pengolahan
Hasil Ternak 2014
Grafik 2. Uji Hedonik Beef Sausage
2. Pembahasan
Gambar 2. Hasil Penggorengan Beef Sausage
Komponen utama sosis terdiri dari
daging, lemak, dan air. Selain itu, padasosis juga ditambahkan bahan tambahan
seperti garam, fosfat, pengawet (biasanya nitrit/nitrat), pewarna, asam
askorbat, isolat protein, dan karbohidrat. Lemak sering ditambahkan pada
pembuatan sosis sebagai pembentuk permukaan aktif, mencegah pengerutan protein,
mengatur konsistensi produk, meningkatkan cita rasa, dan mencegah denaturasi
protein. Penambahan garam pada pembuatan sosis bertujuan untuk meningkatkan
cita rasa, pengembang protein daging, pelarut protein daging, meningkatkan
kapasitas pengikatan air (water holding capacity =WHC), serta sebagai pengawet.
Penambahan fosfat akan bersinergi dengan garam untuk meningkatkan WHC pada
sosis. Tanpa garam dan fosfat, sosis akan sulit untuk dibuat. Asam askorbat
sering ditambahkan dalam bentuk asam askorbat maupun natrium askorbat untuk
membantu pemerahan daging. Selain itu, asam askorbat juga berfungsi sebagai
antioksidan agar produk tidak mudah tengik. Untuk mensubtitusi daging, pada
pembuatan sosis sering juga ditambahkan isolate protein. Selain itu, pada
pembuatan sosis juga ditambahkan karbohidrat sebagai bahan pengisi sosis
(Astawan, 2008).
Praktikum pembuatan sosis
menggunakan bahan yaitu daging ayam dan daging sapi. Bahan pengisi ( filler) yang digunakan pada praktikum
ini adalah tepung tapioka, bahan pengisi adalah bahan yang mampu mengikat air,
tetapi memiliki pengaruh yang kecil terhadap emulsifikasi. Bahan pengikat (binder) yang digunakan pada praktikum
ini adalah susu skim, bahan pengikat adalah material bukan daging yang dapat
menghasilkan daya ikat air daging dan emulsifikasi lemak. Bahan tambahan
lainnya yaitu bumbu, bumbu yang digunakan pada praktikum ini adalah bawang
putih, merica, ketumbar, garam dan gula. Penggunaan bumbu ini berkaitan dengan
selera konsumen, dan untuk meningkatkan flavor.
Berdasarkan
hasil uji organoleptik praktikum pembuatan sosis didapatkan hasil yaitu warna coklat,
aroma agak amis, tekstur agak keras, rasa agak enak, flavor enak dan kesukaan
secara keseluruhan adalah suka. Sedangkan pada produk sosis komersil didapatkan
hasil yaitu warna coklat kemerahan, aroma agak amis, tekstur lembut, rasa enak,
flavor enak, dan kesukaan secara keseluruhan adalah sangat suka. Secara
keseluruhan sosis produk komersil lebih disukai daripada sosis hasil praktikum,
hal ini bisa terjadi karena perbedaan selera.
E.
Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Dari praktikum pembuatan sosis dapat diambil kesimpulan yaitu:
a. Komposisi sosis terdiri dari daging,
filler,
binder, dan bumbu – bumbu.
b. Daging yang digunakan pada praktikum
ini adalah daging ayam dan sapi.
c. Filler yang digunakan yaitu tepung tapioka, sedangkan untuk binder menggunakan susu skim, dan bumbu
yang digunakan yaitu bawang putih, merica, ketumbar, gula, dan garam.
d. Hasil uji organoleptik menunjukan
bahwa sosis komersil lebih disukai daripada sosis hasil praktikum.
2. Saran
a. Kedisiplinan
dalam melaksanakan praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak lebih
diperhatikan oleh Praktikan maupun Asisten sehingga praktikum dapat berjalan
dengan baik.
b. Penyediaan
alat dan bahan yang memadai sehingga praktikum Teknologi Pengolahan Hasil
Ternak dapat berjalan dengan seharusnya tanpa ada gangguan dikarenakan alat
atau bahan yang terbatas.
c. Keterbatasan
waktu menjadi kendala dalam praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak
sehingga jalannya praktikum kurang sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar