KEFIR
A.
Pendahuluan
1. Latar
Belakang
Susu merupakan suatu emulsi lemak dalam air yang
mengandung beberapa senyawa terlarut. Agar lemak dan air dalam susu tidak mudah
terpisah, maka protein susu bertindak sebagai emulsifier (zat
pengemulsi). Kandungan air di dalam susu sangat tinggi, yaitu sekitar 87,5%,
dengan kandungan gula susu (laktosa) sekitar 5%, protein sekitar 3,5%, dan
lemak sekitar 3-4%. Susu juga merupakan sumber kalsium, fosfor, dan vitamin A
yang sangat baik. Mutu protein susu sepadan nilainya dengan protein daging dan
telur, dan terutama sangat kaya akan lisin, yaitu salah satu asam amino
esensial yang sangat dibutuhkan tubuh.
Susunormal
berwarnaputihkekuningan.Variasiwarnapadasusudisebabkankarenaadanyaperbedaanpakan
yang diberikanpadasapidankarenafaktor keturunan. Cita rasa
agakmanispadasusuberasaldarilaktosa, sedangkan rasa asindariklorida.
Penggumpalanmerupakansifat yang paling khaspadasusu, yang
diakibatkankegiatanenzimataupenambahanasam.
Penggumpalansusubiasanyadisebabkankarenakerjaenzimproteolitik.
Fermentasi merupakan
bentuk tertua dari bioteknologi Minuman beralkohol (bir, anggur, tuak), Makanan
terfermentasi (keju, yoghurt, tape,
tempe, petis, terasi, kefir). Orang Somaria dan Babilon kuno sudah minum bir
sejak 6000 th sebelum masehi. Orang Mesir sdh membuat adonan Kue Asam sejak th 4000
sebelum masehi. Di Eropa, minuman anggur sudah dikenal jauh dimasa lalu dengan
proses fermentasi Perkembangan Bioteknologi Jaman sebelum Louis
Pasteur. Tujuan Fermentasi adalah untuk menghasilkan suatu produk (bahan
pakan) yang mempunyai kandungan nutrisi, tekstur, biological availability yang lebih baik, disamping itu juga
menurunkan zat anti nutrisinya
2.
Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum telur asin
ini agar praktikan dapat menjelaskan pengertian kefir, melakukan pembuatan
kefir, dan melakukan uji kualitas kefir yang dihasilkan dengan produk kefir
komersil.
3.
Waktu dan TempatPraktikum
Praktikum Kefir
dilaksanakan pada hariKamis, 23
Oktober 2014 pukul 13.25–15.10 WIBdi Laboratorium
Industri Pengolahan Hasil Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas MaretSurakarta yang dilaksanakan.
B.
Tinjauan
Pustaka
Kefir adalah produk susu yang berasal dari
pegunungan Kaukasia. Bibit kefir berasal daribakteri asam laktat dan khamir (Lactobacillus lactis dan Lactobacillus kefiranofaciens). Lactobacillus kefiranofaciens ini yang
menyebabkan penggumpalansehingga kefir menjadi kental. Berdasarkan kadar
lemaknya, yoghurt dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu yoghurt berlemak
penuh (kadar lemak lebih dari 3%), yoghurt
setengah berlemak(kadar lemak 0,5-3,0%) dan yoghurt
berlemak rendah ( lemak kurang dari 0,5%).Selain jenis diatas, yoghurtjuga ada yang terbuat dari susu kambing,
susu skimsaja dan dengan berbagai macam bentuk, ada yang dalam bentuk semi
solid maupundalam bentuk cair (Usmiati, 2007).
Secara tradisional kefir dibuat denganmenggunakan
bahan baku berupa susuhewani. Namun dengan semakin sedikitnyaketersediaan susu
hewani serta harga yangrelatif mahal, maka perlu dilakukan alternatif bahan
baku dalam pembuatankefir yaitu dengan susu nabati. Kacang-kacangan telah
digunakan sebagai bahandasar untuk membuat susu yang dikenaldengan susu nabati.
Susu kacang jugamengandung asam amino sangat tinggi,hampir setara dengan
kandungan proteinsusu hewani serta harganya yang relatifmurah, sehingga dapat
digunakan sebagai bahan alternatif pengganti susu hewanidalam fermentasi
(Misgyarta, 2004)
Susu fermentasi merupakan salah satu diversifikasi
olahan susu yang dihasilkan dengan cara memfermentasi susu segar oleh aktivitas
mikroorganisme yang cocok dan menghasilkan penurunan pH dengan atau tanpa
koagulasi. Bakteri berperan menghasilkan
asam laktat dankomponen flavor,
sedangkan ragi menghasilkan gas asam arang atau karbon dioksida dan sedikit
alkohol. Itulah sebabnya rasa kefir di
samping asam juga sedikit ada rasa alkohol dan soda, yang membuat rasa lebih
segar, dan kombinasi karbon dioksida dan alkohol menghasilkan buih yang
menciptakan karakter mendesis pada produk (Surono, 2004).
Nilai pH sangat berkaitan dengan kadar asam yang
dihasilkan. Peningkatan kadar asam dan penurunan pH pada fermentasi susu dengan
kultur bakteri asam laktat sudah terlihat selama inkubasi 24 jam. Proses fermentasi
akan mengubah laktosa dalam susu menjadi glukosa dan galaktosa oleh aktivitas
kultur starter sehingga akan mengurangi
gangguan pencernaan bila mengonsumsinya. Produk susu fermentasi dibedakan berdasarkan
jenis bakteri asam laktatnya. Bakteri asam laktat akan menghidrolisis laktosa yang di dalam susu menjadi berbagai macam senyawa
karbohidrat lebih sederhana. Proses fermentasi mengakibatkan aktivitas mikroba meningkat,
penurunan pH, dan peningkatan kadar asam dalam produk fermentasi (Adesokan et
al.,2011)
C.
Materi
dan Metode
1. Materi
a. Telur
Asin
1) Alat
a) Botol
b) Panci
c) Kompor
d) Ph
meter
e) Gelas
kimia
f)
Thermometer
2) Bahan
a) Susu
seger 100 ml
b) Stater
kefir 5 gram Sacharomycges kefir dan Torula kefir
2. Metode
a. Menyiapkan
susu segar 100 ml
b. Memasteurisasi
susu pada suhu 85˚C selama 1 menit
c. Mendinginkan
(thawing)
d. Memasukkan
stater kefir
e. Mengaduk
semua bahan secara perlahan-lahan hingga merata
f. Menutupi
hasil adukan dengan kain kasa selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam
g. Setelah
dibiarkan lalu di uji pH dan keasamaannya
h. Memasteurisasi
susu pada suhu 85˚C selama 30 menit
i. Mendinginkan
sampai suhu 42˚C
j. Menginokulasi
bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus
k. Menginkubasi
susu pada suhu 45˚C selama 5 sampai 6 jam dengan pH 4 sampai 5
l. Melakukan
pengujian (uji pH, uji organoleptik, uji derajat keasaman)
D. Hasil Pengamatan dan
Pembahasan
1.
PengujianKefir
a.
Hasil Pengamatan
Tabel
10. Uji Nilai pH
No
|
Nama sampel
|
Pengukuran 1
|
Pengukuran 2
|
Pengukuran 3
|
Rata-rata
|
1
|
Kefir (hari ke-2)
|
4,2
|
4,2
|
4,2
|
4,2
|
Sumber:
Laporan Sementara Teknologi Pengolahan Hasil Ternak 2014
Tabel 11.
Uji Organoleptik
Parameter
|
Hasil praktikum
|
Rasa
|
Asam
|
Tekstur
|
Cair
|
Aroma
|
Susu
|
Warna
|
Putih
|
Penerimaan secara keseluruhan
|
Tidak suka
|
Sumber:
Laporan Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak 2014
2. Pembahasan
Gambar 4. Uji pH kefir
a. Uji
Nilai pH
Menurut
Adesokan et al., (2011) nilai pH
sangat berkaitan dengan kadar asam yang dihasilkan. Peningkatan kadar asam dan
penurunan pH pada fermentasi susu dengan kultur bakteri asam laktat sudah
terlihat selama inkubasi 24 jam. Proses fermentasi akan mengubah laktosa dalam
susu menjadi glukosa dan galaktosa oleh aktivitas kultur starter sehingga akan mengurangi gangguan pencernaan
bila mengonsumsinya. Penyataan Adesokan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembuatan kefir yang benar akan terlihat jelas perbedaan nilai pH sebelum dan
sesudah di inkubasi.
Berdasarkan hasil
praktikum yang kami peroleh dari hari pertama pengukuran kefir nilai pH 4,2.
Pengukuran hari kedua 4,2 serta pengukuran hari ketiga nilai pH masih sama
dengan hari kedua dan hari pertama yaitu 4,2 dan dengan rata-rata nilai pH
kefir kelompok kami 4,2. Rata-rata normal nilai pH untuk kefir adalah 4 sampai
5, dan kelompok kami telah mencapai rata-rata normal pH untuk kefir.
b. Uji
Organoleptik
Menurut Fanworth (2005) menyatakan bahwa kefir berbentuk seperti sekumpulan kembang kol
kecil, ukuran panjang sekitar 1-3 cm, berbentuk bulat-bulat (lobus) tidak
beraturan dengan warna putih atau putih kekuningan dan memiliki tekstur yang berlendir
tapi kenyal. Biji kefir ini harus
dipelihara agar tetap hidup dan tumbuh dengan cara memindahkan ke dalam susu
segar setiap hari dan membiarkannya tumbuh sekitar 20 jam, selama waktu tersebut massa biji kefir akan berkembang 25%
lebih banyak. Beda halnya dengan kelompok kami, hasil uji kami menyatakan bahwa
kefir kami berwarna putih dan tidak terlalu kenyal.
Kemungkinan dalam praktikum pembuatan kefir
ini kami melakukan beberapa kesalahan. Kesalahan tersebut dapat dari waktu
menginokulasi yang kelewatan lama, mempasteurisasi susu yang terlalu lama atau
juga dapat dari pengadukan yang tidak merata sehingga kefirnya menjadi tidak
sempurna. Mungkin juga dapat dari alat praktikum yang kurang steril jadi masih
terdapat mikrobia-mikrobia perusak kefir.
E.
Kesimpulan
dan Saran
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari
kelompok kami untuk praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak antara lain :
a. Susu merupakan
suatu emulsi lemak dalam air yang mengandung beberapa senyawa terlarut.
b. Susu normal
berwarna putih kekuningan.Variasi warna pada susu disebabkan karena adanya perbedaan pakan yang diberikan pada sapi dan karena faktor keturunan.
c. Mutu protein
susu sepadan nilainya dengan protein daging dan telur, dan terutama
sangat kaya akan lisin, yaitu salah satu asam amino esensial yang sangat
dibutuhkan tubuh.
d. Peningkatan kadar asam dan penurunan pH
pada fermentasi susu dengan kultur bakteri asam laktat sudah terlihat selama
inkubasi 24 jam.
2. Saran
Saran
dari kelompok kami untuk praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak kedepannya
antara lain :
a. Kedisiplinan
dalam melaksanakan praktikum Teknologi Pengolahan Hasil
Ternak lebih diperhatikan oleh Praktikan maupun Asisten sehingga
praktikum dapat berjalan dengan baik.
b. Keaktifan
tiap-tiap anggota kelompok praktikan sangat diperlukan baik dalam melakukan
praktikum maupun bertanya sehingga dapat melaksanakan praktikum dengan baik.
c. Penyediaan
alat dan bahan yang memadai sehingga praktikum Teknologi
Pengolahan Hasil Ternak dapat berjalan dengan seharusnya tanpa ada
gangguan dikarenakan alat atau bahan yang terbatas.
d.
Kami berharap untuk
anggota kelompok yang tidak bekerja dengan benar, juga dapat hukuman yang
sesuai