POLARISASI CAHAYA
I.
Latar belakang
Suatu
benda dapat terlihat akibat adanya pemantulan cahaya terhadap benda tersebut.
Dimana cahaya itu sendiri merupakan salah satu gelombang tranversal yang dapat
mengalami pemantulan, pembiasan, interverensi serta polarisasi.
Polarisasi
cahaya adalah slah satu sifat cahaya yang bergerak secara osilasi dan menuju
arah tertentu. Cahaya terpolarisasi apabila cahaya itu bergerak merambat kea
rah vector bidang magnetnya. Cahaya itu dapat mengalami polarisasi karena
berbagai cara antara lain karena peristiwa pemantulan,pembiasan maupun
hamburan.
Oleh
karena itu perlu dilakuakan percobaan ini guna dapat mengetahui bagaimana
proses polarisasi itu terjadi serta mengetahui prinsip dari polarisasi sehingga
dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
II.
Tujuan
1. Menunjukkan
peristiwa polarisasi sederhana
2. Mengetahui
prinsip polarisasi
III.
Dasar teori
Polarisasi
cahaya adalah peristiwa penyerapan arah bidang getar dari gelombang. Gejala
polarisasi hanya da pat dialami oleh gelombang tranversal saja.pada umumnya
cahaya mempunyai banyak arah getar . suatu gelombang yang mempunyai banyak arah
getar di sebut gelombang tak tetpolarisasi. Sedangkan gelombang yang mempunyai
satu arah getar disebut gelombang terpolarisasi.
(Arifin,2001)
Gelombang
polarisasi dapat digambarkan dengan gelombang yang terjadi pada tali yang
dilewatkan pada celah.apabila tali digetarkan searah dengan celah maka
gelombang pada tali dapat melewati celah tersebut. Sebaliknya jika tali
digetarkan dengan arah tegak lurus celah maka gelombang pada tali tidak akan
bisa melewati celah tersebut.
(Hidayat,2001)
Sebab-sebab
terjadinya polarisasi:
1. Poalrisasi
karena pemantulan
Cahaya
yang dating ke cermin, pemantulan akan mengahsilkan cahaya terpolarisasi. Jika
sinar pantul dengan sinar biasnya membentuk sudut 90
n2/n1 = tan ip
2. Poalrisasi
karena pembiasan ganda
Jika
berkas cahaya dilewatkan pada kaca, kelajuan cahaya yang keluar akan sama
kesegala arah. Hal itu karena kaca bersifat homogeny. Indeks biasnya hanya
memiliki satu nilai cahaya yang melalui bahan dengan indeks bias ganda akan
mengalami pembiasan dalam 2 arah yang berbeda. Sebagian berkas akan melalui
hukum snellius
n1 sin θ1
= n2 sin θ2
(Tippler,2001)
IV.
Alat dan bahan
1. Laser
pointer
2. Polarizer
3. Osiloskop
4. Detector
V.
Data pengamatan
Polarisasi
tunggal
θ
|
Intens (V)
|
0
|
21,9
|
20
|
20,07
|
40
|
12
|
60
|
4,15
|
80
|
0,9
|
100
|
1,95
|
120
|
2,04
|
140
|
11,05
|
160
|
16
|
180
|
19,1
|
VI.
Pembahasan
Prinsip
kerja dari percobaan ini adalah cahaya yang menuju polarisator akan
dipolarisasi secara vertical , yaitu hanya komponen medan listrik yang sejajar
dengan sumbu transmisi saja yang akan diteruskan. Sedangkan arah yang tegak
lurus dengan transmisi akan diserap. Oleh karena itu hanya gelombang
transversal lah yang dapat mengalami polarisasi.
Cahaya
merupakan bentuk gelombang transversal, dimana cahaya yang dapat terpolarisasi
dapat mengalami putaran bidang polarisasi ketika melewati zat optic aktif.
Besarnya sudut putaran tersebut dapat diukur dengan polarimeter. Pada gelombang
cahaya memiliki arah getar yang mana jika suatu gelombang memiliki satu arah
getar maka disebut dengan gelombang terpolarisasi.
Percobaan
dimulai dengan merangkai alat kemudian di pasang polarizer dan di variasi
sudutnya mulai dari 0 hingga 180 derajat. Dengan selang 20 derajat. Laser di
arahkan ke polarizer dan detector , kemudian dengan menvariasi sudutnya akan
memberikan perbedaan hasil intensitas yang akan di tampilkan pada layar
osiloskop.
Data
yang di dapat adalah θ dan Iθ
sehingga
dapat digunakan persamaan hukum Mallus yaitu:
Iθ
= I maks cos2 θ
Perubahan
sudut merupakan variable bebas sehingga memberikan pengaruh terhadap variable
terikatnya yaitu intensitas.
Percobaan
dilakukan dalam keadaan gelap, hal ini dimaksudkan agar cahaya dari laser dapat
terpolarisasi secara sempurna, serta memudahkan dalam pengamatan. Cahaya dari
luar sangat berpengaruh pada percobaan ini karena alat yang digunakan sangat
sensitive terhadap adanya rangsangan cahaya maupun gerak.
VII.
Kesimpulan
1. Peristiwa
polarisasi ditunjukkan dengan cahaya yang tidak terpolarisasi yang dihasilkan
oleh laser akan di jatuhkan ke polarizer. Cahaya tersebut akan menjadi sinar
terpolarisasi yang akan di terima oleh detector dan nilai intensitasnya akan di
tampilkan pada osiloskop.
2. Prinsip
terjadinya polarisasi akibat adanya penghalang ketika seberkas cahaya datang
dari laser mengenai polarizer. Sinar diemisikan oleh polarizer yang terbuat
dari bahan polaroid yang bersifat meneruskan cahaya dengan arah getar tertentu
dan menyerap cahaya dengan arah getar lain. Cahaya yang melewati penghalang
adalah cahaya yang diteruskan dimana arah getarnya sejajar dengan sumbu
polaroid.
VIII. Daftar
pustaka
Arifin.2001.Polarisasi Cahaya.Malang:Fisika FMIPA
UNAIR
Hidayat.2001.Polarisasi Cahaya Optika.Jakarta:Erlangga
Tippler,P.A.2001.Fisika untuk Sains dan Tehnik.Jakarta:Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar