KONDUKTIVITAS
TERMAL
I.
Latar
belakang
Perpindahan kalor dapat melalui
berbagai medium perantara diantaranya zat padat, cair maupun gas. Perpindahan
dengan medium zat padat di sebut dengan konduksi. Dari peristiwa konduksi
tersebut mengacu pada besaran konduktivitas termal yang merupakan fenomena
transport dimana perbedaan temperature menyebabkan transfer energy termal.
Oleh karena itu perlu dilakukan
percobaan ini guna mempelajari mengenai konsep perpindahan panas, hingga
kemudian dapat menentukan besar nilai konduktivitas termal dari suatu bahan
material (logam)
II.
Tujuan
Menerapkan konsep perpindahan
panas untuk mengukur konduktivitas termal dari suatu material
III.
Dasar
toeri
Konduktivitas termal merupakan
fenomena transport dimana perpedaan temperature menyebabkan transfer energy
termal dari suatu daerah panas ke daerah lain yang lebih rendah suhunya hingga
terjadi keseimbangan termal. Keseimbangan panas terjadi apabila panas sama
dengan jumlah panas benda yang dipanaskan dengan panas yang disebarkan oleh
benda tersebut ke medium sekitarnya. (Donald,1997)
Dalam penyelidikan
konduktivitas termal, jumlah panas yang dikonduksikan melalui material per
satuan waktu, di rumuskan dengan:
∆Q/∆t = K A (∆T/∆x)
H = K A (∆T/∆x)
H: laju aliran panas
K: nilai konduktivitas termal
A: luas penampang
∆T:
perubahan panas
∆x:
panjang material
Bila garis dari aliran panas
adalah parallel maka gradient temperature pada setiap penampang
sama.(Kreith,1994)
Nilai konduktivitas termal dari
berbagai macam bahan saat 0 oC
Bahan
|
K
(W/m oC)
|
Perak
|
410
|
Tembaga
|
385
|
Alumunium
|
202
|
Nikel
|
93
|
Besi
|
73
|
Baja
karbon
|
48
|
(Abbot,1979)
IV.
Metodologi
percobaan
Alat dan bahan
1.
Thermocouple
2.
Heater
3.
Tabung(air
panas dan dingin)
4.
Selang
5.
Jangka
sorong
6.
Sampel(tembaga,
alumunium, kuningan)
7.
Air
V.
Data
pengamatan
Suhu ruang: 299,6 K
T1(K)
|
T2(K)
|
T3(K)
|
T4(K)
|
317,3
|
312,2
|
304,4
|
303,2
|
317,7
|
312,4
|
304,5
|
303,5
|
317,4
|
313,2
|
304,7
|
303,7
|
317,7
|
312,7
|
304,6
|
303,8
|
317,6
|
312,0
|
304,8
|
303,6
|
VI.
Analisa
percobaan
Pada percobaan konduktivitas
termal pada dasarnya merupakan perpindahan panas yang terjadi dari benda bersuhu tinggi menuju benda yang
bersuhu rendah. Percobaan dilakukan guna menentukan besar nilai konduktivitas
termal dari suatu bahan yang nantinya akan dibandingkan dengan literaturnya.
Nilai konduktivitas termal dari suatu bahan dapat ditentukan dengan menggunakan
suatu acuan zat yang mempunyai laju alir standar. Dalam hal ini H standar yang
di gunakan adalah dari alumunium. Alumunium dipilih karena mempunyai struktur
yang mudah menghantarkan panas. Alas an lain adalah karena alumunium telah
diketahui besar nilai K yang di dapat dari acuan literature yaitu 240 W/Mk.
Prinsip kerja dari percobaan
ini adaah dengan mengalirkan panas pada logam uji yang telah disusun. Kemudian
suhu pada masing-masing persambungannya di ukur dengan menggunakan
thermocouple. Reservoir panas berada diatas logam dan reservoir dingin berada
dibawahnya. Digunakn 2 reservoir inin agar terejadi keseimbangan termal.
Percobaan dilakukan dengan
melakukan pengambilan data T(K) pada persambungan masing-masing logam. Di dapat
bahwa T1>T2>T3>T4. Hal ini dikarenakan T1 yang paling dekat dengan
reservoir panas, sehingga semakin ke bawah aliran panas yang didapatkan semakin
kecil. Pada reservoir panas selalu di jaga dalam posisi mendidih.
Maka dapat dihitung niali konduktivitas
termal dengan menentukan H standar aluminium terlebih dahulu berdasarkan
persamaan.
H =K A( ∆T/∆x)
Dengan memasukkan nilai H yang
di dapat maka dapat di cari nilai K dari kuningan maupun tembaganya.
VII.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan dapar disimpulkan bahwa:
Konduktivitas termal merupakan
kemampuan bahan untuk mengahantarkan panas.
Dimana nilainya sebanding dengan laju alirnya . semakin besar nilai
konduktivitas termalnya maka akan semakin besar pula kemampuan untuk
menghantarkan panasnya, begitu pula sebaliknya.
Litertur:
Alumunium: 240 W/Mk
Tembaga:303 W/Mk
Kuningan: 109 W/Mk
VIII.
Daftar
pustaka
Abbot, Michael.1979.Termodinamika edisi 2.Jakarta:Erlangga
Donald, R. 1997.Perpindahan Kalor.Jakarta:Erlangga
F.Kreith.1994.Prinsip Perpindahan Panas.Jakarta:Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar